Wednesday, August 5, 2020

Puisi 8

Secangkir Kopi Kala Rintik Hujan

Ku nyalakan sebatang rokok.
Kepulan asap t’lah ku hisap,
sesak, rindu ini harapku kau usap.
Sapaanmu terdengar samar,
bersama melodi rintik hujan.

Ku pesan secangkir kopi malam ini,
bertabur pahitnya perpisahan,
bertabur manisnya pertemuan,
bertabur hangatnya pelukmu, sayang.
Kini, sedihmu ku seduh perlahan-lahan.

Kasih...
Kau, kopi, kata, dan kita,
ibarat lampu pijar penerang shyam.
Ingatlah, kepingan-kepingan kenangan,
renjana baswara dipandang ingatan, bukan?
Sekarang mari berbincang untuk kita di masa depan.

Doaku kepada Tuhan.
Semoga kita bisa saling bersandar,
menikmati hari-hari sampai di usia rimpuh,
menghirup embun fajar dan menatap langit senja.
Tuhan, jadikan cinta ini baka
untuk selamanya, Aamiin..

No comments:

Post a Comment